SERAMBIISLAM.COM – Belum lama ini terselenggara kembali perhelatan akbar terbesar sedunia di Tongi Bangladesh pada hari Jum’at 20 hingga 22 Januari 2023.

Acara ini biasa disebut dengan Tongi Ijtima atau Bishwa Ijtema yang artinya Pertemuan Dunia.

Selama ini mungkin kebanyakan orang mengetahui adanya perhimpunan umat Islam terbesar di dunia ini hanya pada momen pelaksanaan ibadah haji di Mekkah saja.

Jika kapasitas lokasi ibadah haji bisa memuat 4 juta orang, namun ternyata ada satu perhelatan umat Islam yang lebih besar lagi.

Yaitu acara pertemuan umat Islam sedunia di tepian sungai Turag Distrik Tongi sekitar 1 jam dari Kota Dhaka Bangladesh.

Lokasi acaranya seluas 5 kilometer persegi untuk kapasitas 10 juta orang, dan selama ini dihadiri rata-rata 5 hingga 8 juta orang.

Ada sejumlah fakta menakjubkan pada acara tahunan yang biasa diselenggarakan setiap awal tahun sejak 1967 tersebut, antara lain:

1. Belum pernah terjadi keributan apalagi kerusuhan di tengah acara yang berisi jutaan orang itu. Selama ini adanya aparat keamanan yang berjaga nampak tidak banyak dan berkesan sekedar formalitas.

2. Keperluan acara seperti konsumsi dan berbagai sarana penunjang ditanggung sepenuhnya oleh satu keluarga muslim di Dhaka yang tidak berkenan disebut namanya.

3. Acara yang dihadiri lebih dari 200 negara di dunia ini berlangsung tanpa promosi, iklan, sponsor maupun dukungan anggaran dari pemerintah ataupun penggalangan dana dari pihak swasta manapun.

4. Para peserta hadir dari berbagai negara dengan biaya sendiri dan tanpa pembayaran biaya apapun kepada pihak panitia penyelenggara alias gratis.

5. Acara yang berlangsung beberapa hari tersebut tidak sekalipun ada pembicaraan masalah politik, ekonomi, pembahasan isu-isu internasional, mengajak kepada satu kelompok ormas atau  aliran tertentu.

Melainkan sebatas menyampaikan pentingnya iman dan amal sholeh serta bagaimana menghidupkan amalan masjid di setiap kampung sedunia saja.

6. Tanpa ada yang mengkomando, setiap ceramah berlangsung maka jutaan manusia spontan senyap penuh khidmat menyimak penyampaian ulama yang berceramah.

Dan saat ulama memimpin doa, maka jutaan audiens menangis sesenggukan penuh rasa tobat dan harap kepada Allah Subhanahu wata’ala.

7. Suasana kasih sayang sangat mendominasi sehingga tidak nampak pemandangan orang berebut tempat, toilet, makanan, minuman dan sebagainya.

Yang ada justru berlomba saling mendahulukan hajat satu sama lain.

8. Tidak ada dress code, id card atau atribut khusus yang diwajibkan untuk bisa menghadiri acara tersebut. Semua manusia tak terkecuali bebas untuk hadir.

9. Di panggung mimbar utama sama sekali tidak ada backdrop yang bertuliskan tema atau label acara. Tidak ada juga dekorasi dan iringan musik, selain hanya kursi dan stand mic bagi para penceramah saja.

10. Tidak ada liputan dari media massa baik televisi, radio, online atau cetak. Tak nampak pula alat dokumentasi kamera bertebaran di sana, selain sebatas alat rekam suara bagi sebagian hadirin yang sempat bawa handphone saja.

11. Acara sebesar ini digelar bukan oleh Tim Event Organizer dan bukan dari organisasi, institusi atau sebuah yayasan tertentu.

Melainkan dari perwakilan jamaah masjid kaum muslimin yang tidak berafiliasi pada nama perkumpulan apapun.

Terbukti tidak adanya kop surat, stempel, struktur organisasi, plakat nama komunitas sama sekali.

Inilah salah satu perwajahan Islam yang sangat indah. Dimana banyak kelompok saling berseteru, tapi di sini bersatu padu sama-sama mengharap ridho Allah SWT dengan apapun ormas, madzhab atau tradisi beragama yang beragam dari ratusan negara di dunia. (ibsae).***

Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.