SERAMBI ISLAM – Front Kader Penyelamat Partai (FKPP) bersama santri juga sepakat mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memecat Suharso dari jabatan menteri.

FKPP juga menggelar unjuk rasa untuk menuntut Suharso Monoarfa mundur dari Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Muchbari yakin jika Suharso tak kunjung mundur dari jabatannya, para majelis partai akan melakukan langkah ekstrem yaitu memecat Suharso secara tidak hormat.

“Karena kami yakin, PPP tidak mau kehilangan suara umat. Jadi, lebih baik Suharso dipaksa mundur oleh para dewan syariah,” katanya menegaskan.

“Ini aksi tanpa ujung, sampai kapan pun kalau Suharso belum turun kami akan terus lakukan.”

“Hari ini ada dua titik, di kawasan Patung Kuda Monas dan Kantor DPP PPP,” kata Ketua Majelis Pertimbangan PPP Jakarta Selatan Muchbari, di Jakarta, Rabu.

Dia menegaskan aksinya tidak akan berhenti hingga Suharso turun dari jabatannya.

Soal Suharso yang mengaku belum menerima surat dari para majelis partai, menurut Muchbari itu hanya alasan belaka.

Pasalnya, surat dari para majelis sudah beredar bahkan di media massa.

“Itu hanya alasan belum menerima surat. Kalau dia bilang surat majelis tidak sesuai mekanisme, apakah selama ini partai dipimpinnya sesuai.”

“Suharso jangan berlindung di AD ART, dia sendiri menabraknya,” kata Muchbari.

Sebelumnya, tiga mejelis di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta kembali Ketua Umum Suharso Monoarfa untuk mundur dari jabatan sebagai ketua umum.

Surat kedua itu dilayangkan oleh tiga majelis yang terdiri dari Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan setelah surat pertama tidak ditanggapi Suharso Monoarfa.

“Permintaan pengunduran ini kepada saudara Suharso Monoarfa semata hanya untuk kebaikan kita bersama sebagai pengemban amanah dari pendiri PPP,” demikian isi surat yang dikutip.***

Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.