SERAMBI ISLAM – Masjid Agung Darusssalam Cilacap
Didirikan Tahun 1776 oleh Keturunan Sunan Kalijaga – Masjid Agung Darussalam, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, penuh dengan jemaah, pada akhir pekan lalu.
Mereka hendak melakukan Salat Isya dan Salat Tarawih berjemaah. Tua, muda, hingga anak-anak bersama menunaikan ibadah salat. Jemaah tersebar di lantai 1 dan 2 masjid.
Suasana masjid terasa nyaman. Selain sirkulasi udara yang mendukung, juga arsitektur bangunan yang memesona.
Hal itu seolah menambah khusyuk warga yang tengah mendirikan salat di masjid tua tersebut.
Baca Juga:
Termasuk Kapolda Malut, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Angkat 10 Kapolda Baru
Mesir Akhirnya Dapat Pinjaman $1,2 Miliar dari IMF Usai Lolos dari Evaluasi ke-4 Program Reformasi
Termasuk Hilmi Panigoro, Prabowo Subianto Kenalkan Konglomerat kepada Investor Global Ray Dalio
Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap KH Muslihun Ashari mengatakan, dari sejarah yang diketahuinya, masjid itu termasuk masjid tua.
“Sejarah dari mulut ke mulut, memang kurang lebih 2 abad lalu masjid ini didirikan,” kata Muslihun ditemui di Masjid Agung Darussalam Cilacap, baru-baru ini.
Muslihun juga memperlihatkan beduk kuno di masjid tersebut, kemudian memperlihatkan adanya tulisan yang tertera di badan beduk.
Yaitu terdapat angka berbahasa Arab 1776. Dia menuturkan jika angka itu menunjukkan tahun awal pembuatan masjid yaitu tahun 1776 masehi.
Baca Juga:
PBB Pangkas Dana untuk Pengungsi Rohingya di Indonesia Akibat Bantuan Amerika Serikat Dibekukan
Di Tengah Reruntuhan Rumah Bangunan yang Hancur, Warga Gaza Palestina Berbuka Puasa Ramadhan
CSA Index Maret 2025: Sektor Energi dan Konsumsi Menguat, Menjadi Harapan Baru Investor
Menilik sejarah pula, masjid didirikan oleh keturunan atau murid Sunan Kalijaga. Yaitu Kiai Kali Husen dan Kiai Kali Ibrahim.
Para pendiri masjid itu membangun masjid ketika Cilacap belum menjadi kabupaten seperti sekarang ini.
Tidak hanya itu, kata dia, Masjid Agung Darussalam juga memiliki keunikan yaitu jumlah tiang yang berbeda dengan masjid lainnya.
Biasanya masjid memiliki empat tiang saka guru, tapi di Masjid Agung memiliki tiang yang lebih banyak.
Baca Juga:
Dengan Beragam Tradisinya, Umat Islam di Berbagai Belahan Dunia Sambut Ramadan
Mari Kita Jalani Ramadan ini dengan Hati yang Tulus dan Semangat Memperbaiki Diri
Hallo Media Ajak Wartawan Berjiwa Wirausaha di Kota dan Kabupaten untuk Gabung Menjadi Koresponden
“Di Masjid Agung Darussalam, tiang saka guru di masjid tidak seperti masjid lain yang hanya empat.”
“Di masjid ini, tiangnya ada 22, plus tiang yang ada di sekitar masjid. Jumlah total ada 36 tiang,” ujarnya.
Tempat ibadah yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Sidanegara, Kecamatan Cilacap, ini juga disebut sebagai bangunan cagar budaya.
Mengingat usianya yang sudah dua abad. Meski telah beberapa kali direhab, namun tetap mempertahankan ciri khas masjid.
Salah satunya tetap mempertahankan bentuk atap masjid, yang sekilas mirip dengan Masjid Agung Demak.
“Mungkin karena pendiri tak lepas dari cucu pendiri Masjid Kadilangu Demak (Sunan Kalijaga),” ucapnya.
Pada Ramadan ini, masjid tersebut selalu ramai dengan kegiatan. Mulai dari pengajian jelang waktu Magrib, pengajian jelang Salat Tarawih, tadarus, penyediaan takjil, dan kajian bakda Salat Subuh.
“Di Ramadan suci ini, kami mengajak masyarakat, mari makmurkan masjid,” tandasnya. (Diskominfo Jateng).***
Buat yang hobby berbagi tulisan, ayo menulis hikayat, cerita rakyat ataupun asal usul sejarah di kota Anda, artikel dapat dikirim lewat WhatsApp ke: 0855-7777888.
Boleh rewrite (menulis ulang) dari sumber resmi maupun website pemerintah dengan mencantumkan sumbernya, namun dilarang menyadur dari portal berita atau media online lain.