SERAMBIISLAM.COM –  Ialah satu kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari adalah bercermin guna memastikan kondisi penampilan diri kita sendiri.

Sadar atau tidak saat kita mulai bercermin, ada dua hal yang ingin kita lakukan yakni mengoreksi keadaan diri kita dan ingin mempersiapkan penampilan terbaik kita sebelum berhadapan dengan orang lain.

Dari dua hal tersebut, ada pengertian yang luar biasa yakni kita benar-benar hanya ingin mengoreksi diri kita sendiri.

Bukan sibuk mencari-cari kekurangan orang lain, dan kita tidak ingin mengecewakan orang lain atas penampilan diri kita.

Berangkat dari kebiasaan bercermin itu sebenarnya ada hikmah yang sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan kualitas akhlak kita.

Pertama yakni selalu ingin muhasabah tanpa ingin mengotori hati kita sendiri dengan melihat-lihat kekurangan orang lain sehingga rawan terjangkit sifat khibir dan ananiyah.

Kedua yakni kita punya semangat pantang mengecewakan orang lain atas penampilan diri kita.

Padahal sebenarnya penampilan ini tak sebatas apa yang nampak dari wajah dan pakaian kita, tapi meliputi ucapan, sikap dan perilaku.

Dengan demikian kita akan sungguh-sungguh menjaga akhlak kita di hadapan siapapun.

Selanjutnya apakah bercermin itu bernilai ibadah yang bisa membuahkan nilai pahala, mendatangkan rahmat dan ridho Allah Subhanahu wata’ala (SWT)?

Jawabannya adalah Ya. Karena tindakan bercermin itu merupakan salah satu wujud pelaksanaan perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (SAW).

Setidaknya dalam Qur’an terdapat surat Al Ahzab ayat 21 disebutkan:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā, yang artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusia terbaik dalam melakukan berbagai macam urusan termasuk dalam hal bercermin.

Sehingga ada satu doa yang diajarkannya dalam hadits riwayat Imam Ahmad sebagaimana yang pernah dilafadzkan oleh Nabiyullah Yusuf Alaihi salam yaitu:

اَللّٰهُمَّ كَمَا حَسَّـنْتَ خَلْقِـيْ فَحَسِّـنْ خُلُقِـيْ

Allahumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii, yang artinya “Ya Allah, sebagaimana telah Engkau indahkan rupaku, maka indahkanlah pula akhlakku.”

Dari satu ayat dan hadits di atas itu saja semestinya kita sudah cukup menengarai hikmahnya.

Kita sebagai hamba Allah SWT yang diciptakan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Maka dalam hal bercerminpun sempurnanya mengikuti ajaran yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW agar bercermin kita bernilai ibadah dan mendapat pahala sunnah dari Allah SWT.

Untuk itu setiap kali bercermin seyogyanya selalu diniatkan dalam rangka ibadah dengan membaca bismillah lalu melafazkan doa di atas sambil niat untuk lagi dan lagi senantiasa berusaha mempercantik akhlaq kita agar hidup kita penuh rahmat dan barokah dari Allah SWT. (Ibsae).***

 

Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.