SERAMBI ISLAM – Ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Moldova pada Minggu 25 September 2022 untuk akhir pekan kedua berturut-turut guna menuntut pengunduran diri pemerintah yang pro-Barat.
Tuntutan tersebut disampaikan di tengah meningkatnya kemarahan publik terkait kenaikan harga gas alam dan inflasi.
Negara Eropa timur yang kecil itu, yang berada di antara Ukraina dan Rumania, telah mengalami ketegangan politik dalam beberapa bulan terakhir, sementara harga gas terus melonjak pasca invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang reporter Reuters memperkirakan terdapat sekitar 5.000 orang berada di luar kediaman resmi Presiden Maia Sandu — lebih sedikit dari kerumunan yang tercatat pada Minggu18 September 2022 lalu.
Baca Juga:
Para demonstran meneriakkan “Maia Sandu mundur,” dan “Pemerintah mundur” dalam aksi tersebut.
Aksi-aksi itu adalah yang terbesar sejak Sandu menang besar dalam pemilu 2020 dengan mengusung kampanye anti-korupsi.
Tapi demonstrasi itu tidak segera mengancam presiden dan pemerintahannya.
Sandu telah berulangkali mengecam aksi Rusia di Ukraina. Ia juga mendorong Moldova untuk segera bergabung dengan Uni Eropa, yang telah memberikan bantuan sangat besar kepada negara bekas Soviet itu.***
Baca Juga:
Beli Gedung di Madrid, Spanyol untuk Dibuat Jadi masjid, Prabowo Subianto: Muhammadiyah Luar Biasa
Presiden Prabowo Subianto Sumbang Lahan Pribadi Seluas 20 Ribu Hektar untuk Konservasi Gajah di Aceh
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Serambiislam.com, semoga bermanfaat.