SERAMBIISLAM.COM – Total sebanyak 20.916 jiwa yang meliputi 6.603 keluarga tercatat turut terdampak banjir yang merendam enam kecamatan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Banjir tersebut sudah sering kali terjadi sejak 24 November 2023 hingga Sabtu (09/12), yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan luapan air sungai memasuki permukiman warga.
Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat enam kecamatan yang terendam banjir dengan ketinggian muka air mencapai 200 sentimeter.
Yaitu Kecamatan Nanga Tayap, Kecamatan Sandai, Kecamatan Hulu Sungai, Kecamatan Tumbang Titi, Kecamatan Sungai Laur, dan Kecamatan Muara Pawan.
Baca Juga:
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang, Yunifar mengonfirmasi, banjir yang terjadi karena dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu.
Baca artikel lainnya di sini : Calon Presiden Prabowo Subianto Sapa Para Nelayan di Pesisir Pantai Cilincing Jakarta Utara
Kendati demikian, Yunifar menyampaikan, hingga Sabtu (9/12/2023) siang ini, banjir yang merendam terpantau sudah mulai surut hampir di semua kecamatan.
“Kami bisa sampaikan Alhamdulillah sudah 80 bahkan di beberapa lokasi sudah 100 persen surut semua, makanya saya tidak ada update terkini.”
Baca Juga:
Beli Gedung di Madrid, Spanyol untuk Dibuat Jadi masjid, Prabowo Subianto: Muhammadiyah Luar Biasa
Presiden Prabowo Subianto Sumbang Lahan Pribadi Seluas 20 Ribu Hektar untuk Konservasi Gajah di Aceh
“Cuma langit sudah hitam lagi, kalau hulu hujan itu pasti di beberapa kecamatan yang rawan banjir akan tergenang lagi.”
Lihat juga konten video, di sini: Momen Gemoy Calon Presiden Prabowo Subianto dan Kenkulus, Kiss Bye dan Kecup Kening
“Seperti saat ini di Ketapang sudah hampir tiga kali naik turun banjirnya,” ungkap Yunifar saat dihubungi.
Yunifar menjelaskan, persoalan banjir seolah menjadi masalah klasik di wilayahnya.
Baca Juga:
Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH, Tuntutannya Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar
Tarik Investor Global Masuk Indonesia, Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkahnya
Penemuan Kerangka Manusia Laki-laki dengan KTP Perempuan Bikin Warga Kabupaten Bekasi Geger
Hal tersebut terjadi lantaran semakin banyaknya permukiman di bantaran sungai yang tidak tertib serta akumulasi dampak dari berubah fungsinya hutan menjadi perkebunan.
Lanjut Yunifar, guna merespon kondisi banjir yang sering terjadi pihak BPBD Kabupaten Ketapang menyiagakan personel untuk memonitor setiap wilayah yang rawan banjir dengan berkoordinasi bersama perangkat kecamatan.
Selain itu, jika air mulai naik kembali BPBD Kabupaten Ketapang melakukan penanganan dengan cara penguraian cepat menggunakan mesin sambil memantau debit air di kawasan sungai.
“Saat ini memang masih berstatus tanggap darurat sejak 24 November sampai tanggal 11 Desember besok, jadi kami sampai saat ini meski banjir sudah surut kami tetap bersiaga dan memonitor debit air di sungai.”
“Nanti di tanggal 11 kami akan koordinasi dengan BMKG dan pemda jika memang didasari prediksi BMKG masih tinggi (curah hujan) kita akan perpanjang masa tanggap darurat,” terang Yunifar.***