SERAMBIISLAM.COM – Aksi nyata G20 untuk transisi energi yang berkelanjutan salah satunya dengan mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prosesnya tidak mudah untuk dicapai.

“Sustainable atau menuju zero atau low emission carbon untuk energi, maka salah satu yang kemudian disebutkan juga adalah facing out dari fossil fuel atau coal.”

“Tadi yang dikatakan oleh Ibu Menlu, ini sebutnya termasuk salah satu yang tidak mudah dicapai,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers Konferensi Tingkat Tinggi G20, Rabu 16 November 2022.

Hal ini mengingat beberapa negara anggota di G20 merupakan negara yang sangat kaya dan menjadi produsen sumber energi fosil, seperti Arab Saudi.

Menkeu menyatakan, mereka meminta supaya transisi dilakukan secara hati-hati dilakukan.

Sejalan dengan hal ini, paragraf 12 G20 Bali Leaders Declaration mengenai komitmen pemerintah untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG) 7 dan menghilangkan kesenjangan akses terhadap energi.

“Sektor energi adalah sektor yang menghasilkan CO2 dan yang paling mahal atau costly dari sisi untuk mencapai keseimbangan antara mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu menghilangkan atau mengurangi ancaman perubahan iklim.”

“Namun di sisi lain tadi disebutkan SDG 7 adalah untuk menutup gap antara mereka yang belum mendapatkan akses energi maupun mereka yang kemudian miskin karena tidak mendapatkan akses energi,” pungkas Menkeu.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Serambiislam.com, semoga bermanfaat.

Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.