Berdiri Sejak 1773, Masjid Jami Trasan Punya Tradisi Selikuran Sejak Ratusan Tahun Lampau

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 3 September 2022 - 09:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SERAMBI ISLAM – Masjid Jami Baitul Muttaqin di Dusun Sengon Trasan, Desa Trasan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, selalu ramai aktivitas warga selama Ramadhan.

Setiap hari, masjid kuno yang memiliki 16 saka (tiang) itu, digunakan untuk kegiatan keagamaan, baik pengajian maupun tadarusan membaca Al Quran.

Sering disebut Masjid Trasan, usia masjid ini hampir sama dengan Masjid Agung Payaman dan Masjid Agung Kauman Kota Magelang.

Yang berbeda, Masjid Jami Baitul Muttaqin Bandongan, memiliki keunikan setiap tanggal 21 Ramadhan.

Masjid ini memiliki Tradisi Selikuran yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

“Tidak ada yang tahu kapan tradisi ini dimulai, masyarakat hanya tahu Tradisi Selikuran sudah turun temurun,” kata sesepuh Desa Trasan, Mbah Thoyib (91) saat ditemui usai salat Ashar, beberapa waktu lalu.

Menurut Mbah Thoyib, sejak dirinya masih bocah, Tradisi Selikuran sudah ada dan selalu diikuti ratusan warga.

Tidak hanya warga sekitar Bandongan, juga warga dari luar daerah.

Hal ini membuat halaman masjid, halaman rumah warga dan jalanan penuh dengan mobil-mobil dari luar kota.

“Awalnya, warga memilih iktikaf di Masjid Jami Baitul Muttaqin Bandongan karena ini masjid tertua dan unik. Semakin lama semakin banyak yang iktikaf di masjid ini,” lanjutnya.

Dari sisi model bangunan, gaya arsitektur dan bahan bangunan Masjid Jami Baitul Muttaqin hampir sama dengan Masjid Agung Payaman dan Masjid Agung Kauman Kota Magelang.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Sedangkan Masjid Jami Trasan ini memiliki luas bangunan 15 x 15 meter dengan seluruh kayunya menggunakan kayu jati.

Salah satu keunikan masjid ini adalah pemakaian 16 soko guru atau tiang penyangga masjid.

Hal ini tentu berbeda dengan masjid lainnya yang hanya memiliki empat tiang.

Empat tiang di tengah merupakan soko guru dengan tinggi 7-8 meter dan 12 tiang lain sekitar 2,5 meter.

“Tiang-tiang tersebut berdiri dengan pola tertentu sehingga membentuk semacam ruangan atau bilik. Setiap ‘bilik’ memiliki nama tersendiri.”

“Masyarakat meyakini setiap bilik mempunyai manfaat masing-masing. Bahkan konon ada ‘bilik’ tempat berdoa untuk meraih jabatan tertentu,” ungkapnya.

Pola dan rangkaian kayu jati ini membuat bentuk Masjid Jami Trasan menyerupai bentuk kapal kayu raksasa.

Konon, nama Desa Trasan ini sendiri mengandung makna terusan Demak. Ini mengandung arti, masjid tersebut berasal atau dipengaruhi gaya arsitektur masjid di Demak.

Faktor sejarah dan keunikan, menjadi sumber daya tarik masyarakat memadati Masjid Jami Baitul Muttaqin setiap tanggal 21 Ramadhan.

Ini merupakan masjid tertua ketiga di Magelang setelah Masjid Agung Payaman dan Masjid Agung Kauman Kota Magelang.

“Meski tidak ada bukti tertulis namun berdasar cerita masyarakat diyakini masjid ini dibangun sekitar tahun 1773 masehi,” tutupnya.***

Buat yang hobby berbagi tulisan, ayo menulis hikayat, cerita rakyat ataupun asal usul sejarah di kota Anda, artikel dapat dikirim lewat WhatsApp ke: 0855-7777888.

Boleh rewrite (menulis ulang) dari sumber resmi maupun website pemerintah dengan mencantumkan sumbernya, namun dilarang menyadur dari portal berita atau media online lain.

Berita Terkait

Masjid Lubuak Bareh Sungai Sarik Kecamatan VII Koto Didirikan Pada Pahun 1727
Masjid Tuo Kayu Jao Dibangun Tahun 1419, Perpaduan Corak Islam dan Corak Minangkabau
Dibangun Pedagang Arab di Samping Sungai Mberok, Masjid Menara Berdiri 1802
Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang Dibangun oleh Sunan Kalijaga dalam Tempo ‘Satu Malam’
Masjid Jami, Kisah Masjid Tertua di Jayapura yang Didirikan para Pendatang Asal Maluku
3 Cerita Rakyat atau Legenda Masjid Demak, Pusat Kerajaan Islam Pertama di Jawa Tengah
Tak Rusak Diguncang Gempa 27 Mei 2006, Inilah Gaya Arsitektur Masjid Agung Giriloyo
Masjid Agung Darusssalam Cilacap Didirikan Tahun 1776 oleh Keturunan Sunan Kalijaga
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 10 September 2022 - 14:51 WIB

Masjid Lubuak Bareh Sungai Sarik Kecamatan VII Koto Didirikan Pada Pahun 1727

Sabtu, 10 September 2022 - 14:23 WIB

Masjid Tuo Kayu Jao Dibangun Tahun 1419, Perpaduan Corak Islam dan Corak Minangkabau

Sabtu, 3 September 2022 - 10:00 WIB

Dibangun Pedagang Arab di Samping Sungai Mberok, Masjid Menara Berdiri 1802

Sabtu, 3 September 2022 - 09:51 WIB

Berdiri Sejak 1773, Masjid Jami Trasan Punya Tradisi Selikuran Sejak Ratusan Tahun Lampau

Senin, 29 Agustus 2022 - 19:22 WIB

Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang Dibangun oleh Sunan Kalijaga dalam Tempo ‘Satu Malam’

Berita Terbaru