SERAMBI ISLAM – Dampak kenaikan BBM sudah mulai dirasakan rakyat Indonesia. Masyarakat hanya bisa bersedih mengahadapi kenaikan ini.
Mungkin yang paling merasakan dampaknya adalah para driver ojol. Dengan belum adanya keputusan kenaikan tarif ojol, para driver ojol sangat merasakan dampak kenaikan BBM ini
Para buruh tentu ikut merasakannya. UMR belum naik sementara biaya hidup merangkak naik.
Dunia pesantren pun ikut merasakannya, bagian dapur terpaksa merogoh kantong lebih dalam untuk menghadapi kenaikan harga sembako, sebagai efek kenaikan BBM.
Sebagaimana kita ketahui, keputusan pemerintah sudah bulat untuk menaikkan harga BBM.
Melalui kajian yang mendalam, Bapak Presiden mengumumkan kenaikan harga BBM, subsidi dan non subsidi, untuk seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah mengaku selama ini sudah berusaha untuk melindungi rakyat dari dampak gejolak harga minyak dunia dan menginginkan harga BBM dalam negeri tetap terjangkau.
Tetapi dengan berbagai alasan akhirnya pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM dan mengalihkan subsidi BBM ke bantuan yang lebih tepat sasaran.
Keputusan itu diambil karena pemerintah mengaku bahwa selama ini 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu para pemilik mobil-mobil pribadi.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa dahulu di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka mendatangi Nab SAW dan mengelukannya. Mereka berkata,
يا رسول الله غلى السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”
Nabi SAW menjawab,
إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني ارجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” (HR Abu Daud, Tirmidzi)
Maka sabar adalah salah satu solusi menghadapi situasi sulit ini sembari berusaha berikhtiar untuk merubah keadaan.
Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡؕ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”
Kalau keputusan kenaikan harga BBM, dengan berbagai alasan yang dikemukakan, adalah keputusan yang adil maka Allah akan memberi naungan kepada pemimpin yang adil di akhirat kelak.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Thahawi, yaitu hadits tentang tujuh golongan yang mendapat naungan Allah di hari akhirat kelak, salah satunya nabi bersabda: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ
“pemimpin yang adil”
Semoga keputusan pemerintah adalah keputusan yang adil.
Akan tetapi bila keputusan itu adalah keputusan yang dholim. Berarti ada pihak yang terdholimi, yaitu rakyat
Nabi bersabda:
اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Takutlah kamu terhadap doa orang yang terdholimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalang” (HR Bukhari)
Maka siapapun yang terdholimi, baik masyarakat ojol, pesantren, buruh dan sebagainya, banyaklah berdoa untuk kebaikan agama, bangsa, negara, dan kaum muslimin dunia.
Opini: Aproni Samsuri, Guru Pesantren.***